Kamis, 19 Juli 2012

Industri musik berbicara mengenai grup idola yang ‘melimpah’



“Girl grup A menerima respon hangat di Jepang”
“Boy grup B disambut oleh para penggemar di Cina”
Setiap hari judul tersebut diatas selalu ditemui dalam rilisan pers yang diterbitkan oleh para label grup idola ke seluruh Korea Selatan.
Di dunia musik Korea belakangan ini penuh dengan grup-grup idola, dengan grup-grup seperti T-ara, Girls’ Generation, TVXQ, dan 2NE1 sedang meninggalkan negaranya untuk berpromosi di luar negeri sebagai pergerakan ‘Hallyu Wave’ di seluruh Asia.
Mimpi-mimpi untuk menjadi ‘TVXQ selanjutnya’ atau ‘KARA selanjutnya’ telah begitu banyak, sehingga para label idola, baik yang baru maupun yang lama sama-sama semakin berkonsentrasi menciptakan lebih banyak lagu grup idola.
Hasilnya, sejak tahun 2011, lebih dari 80% pendatang baru di dunia musik adalah grup idola dengan konsepdance-centric. Meskipun ada beberapa band tradisional yang muncul, tetap saja beberapa dari mereka adalah ‘band idola’, yang termasuk dalam barisan ‘band idola adalah CNBLUE dan F.T.Island.
Di industri musik, kata ‘berlimpah’ menjadi pembicaraan hangat mereka belakangan ini. Salah satu pekerja di perusahaan hiburan menyatakan, “Ada banyak sekali label yang kurang profesional di bidang musik, ditambah lagi, sekarang label akting juga mulai memanjanggak tangan mereka ke dunia K-Pop, dan begitu juga dengan para artis mereka. Kue yang ditawarkan terlalu sedikit sedangkan orang yang ingin mencicipinya terlalu banyak.”
Karena begitu banyak grup idola saat ini, banyak sekali pendatang baru yang bahkan tidak memiliki kesempatan untuk tampil. Seorang pekerja di sebuah label musik yang baru saja mendebut sebuah girl grup menyatakan, “Satu-satunya cara agar wajah artis bisa dikenal adalah dengan tampil di program musik. Tetapi, yang menjadi masalah adalah jadwal dari sebuah program musik begitu padat sehingga kalau ingin tampil harus mendaftar tiga bulan sebelumnya.”
”Karena kami tidak mungkin terus menunda rilisannya, maka ada beberapa rilisan yang kami luncurkan tanpa adanya performance di stasiun televisi.”
Bagi para grup idola yang tidak berhasil di negaranya sendiri, satu-satunya cara yang tertinggal adalah mencobanya di negara lain, yakni dengan mencobanya di negara seperti Cina atau Asia Tenggara, negara dimana grup idola K-Pop dianggap sebagai produk panas. Ini adalah sebuah strategi dimana mereka mencoba mengambil hati para penggemar di mancanegara terlebih dahulu baru sebelum pada akhirnya mereka kembali keKorea.
Tetapi kendatipun demikian, para grup idola tersebut terkadang mendapatkan respon acuh dari negara lain.“Kami setuju untuk perform di negara lain dengan pemikiran itu adalah acara panggung performance, tetapi ternyata seringkali acara tersebut hanyakah acara kecil seperti pentas seni yang dibuat oleh para pemerintah lokal,” kata salah seorang pekerja di industri musik.
“Korea memang mempunyai banyak grup idola yang populer, tetapi bisa dibilang mereka cukup jarang berlancong ke luar Korea. Jadi sebagai gantinya, mereka yang ingin grup idola Korea perform di negara mereka mencari grup idola mana saja yang memungkinkan,” keluhnya.
Bahkan Jepang, sebagai negara tempat peluncuran terbesar K-Pop, efek ‘Hallyu begitu berlimpah. “Grup-grup seperti TVXQ, KARA dan Girls’ Generation adalah nama yang mempunya value yang kiat di Jepang,” kataHaneda Junko, seorang Korea yang tinggal di Jepang.
“Walaupun menurut berita dikatakan orang-orang Jepang lebih menyukai K-Pop, bahkan di Jepang sendiri, pasar idola memiliki penggemar hardcore yang terbatas, yang sepertinya bertransisi ke K-Pop hanya sebagai sebuah tren.”
Dengan kata lain, hanya K-Pop generasi pertama yang tampil disana yang menerima kesuksesan. Tetapi, mengapa begitu banyak media cetak yang memberitakan kesuksesan mereka setiap hari ?
“Jika kita berbicara mengenai penjualan album, semua bisa dipastikan melalui angka-angka yang jelas terhitung. Sedangkan mengenai respon masyarakat di mancanegara, akan sangat sulit dipastikan”, jelas seorang pekerja dari dunia musik mengenai fenomena tersebut.
“Kenyataannya, perusahaan entertainmentKoreaharus menggunakan segala cara untuk mempublikasikan mereka, bahkan jika kita harus melalui metode tersebut.”
Dengan pertumbuhan K-Pop yang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia, sudah bisa dipastikan para idola sengan memasuki tahap keemasan mereka. Tetapi bukan berarti bagian dari K-Pop hanya para idola. Karena grup-grup yang mirip bermunculan dimana-mana, dunia musik Korea secara harfiah mulai menggerogoti kulitnya sendiri sebagai ‘mesin produksi’ grup idola untuk mencari uang dalam booming K-Pop, jika bukan secara domestik berarti ke luar negeri.

0 komentar:

Posting Komentar